Permintaan
maaf yang paling mutlak merupakan terhadap suami, sebab sebagai istri
pasti saja kami tak luput dari kekurangan serta kesalahan.
Ada sebuah kisah inspiratif dari pasangan Fatimah Az Zahra serta Ali bin
Abi Thalib. Sempat sebuah hari, Fatimah Az Zahra sudah membikin Ali
terusik hati dengan kata-katanya. Bayangkan, seorang wanita penghulu
surga sekali pun ada kalanya melakukan kesalahan dengan lisannya,
bagaimanakah lagi diri kita?Menyadari kesalahannya tersebut, Fatimah Az Zahra segera meminta maaf
berulang-ulang kali. Bakal tetapi, menonton air muka suaminya tak juga
berubah, jadi kemudian Fatimah melakukan faktor yang lumayan lucu, ia
berlari-lari semacam anak kecil mengelilingi Ali.
Tujuh puluh kali dirinya ‘tawaf’ sambil merayu-rayu mohon untuk dimaafkan. Menonton tingkah laku Fatimah tersebut, tersenyumlah Ali serta lantas memaafkan kekhilafan isterinya itu.
Tahukah bahwa Fatimah mendapat ultimatum dari ayahandanya, Rasulullah Muhammad shalallaahu alaihi wassalam tentang perkara ini: “Wahai Fatimah, kalaulah di kala itu engkau meninggal sedangkan suamimu Ali tak memaafkanmu, niscaya aku tak bakal mensholatkankan jenazahmu.”
Sedemikianlah pentingnya kami selaku istri untuk memperoleh keridhoan dari suami, jangan hingga suami terluka hatinya sebab perkataan serta tingkah laku kita, tetapi kami tak meminta maaf kepadanya.
Jika Fatimah Az Zahra melakukan tawaf kecil berpuluh kali supaya suaminya meridhoinya, jadi pasti saja kami lebih mengenal tutorial meminta maaf paling baik pada suami kita. Yang paling penting merupakan adanya ketulusan serta kesungguhan dalam meminta maaf.
Semoga kami sanggup untuk memperoleh ridho dari suami sebelum nafas kami terputus serta nyawa tak lagi berada di jasad ini. Jangan tunggu hingga nanti, mari kami meminta maaf atas kesalahan yang sempat kami lakukan pada suami.