Gelar ini sekaligus menghapus kesan negatif dari wanita berbusana muslim.
“Biasanya cherleader yang menang dan menjadi gadis terpopuler, jadi ini sangat mengejutkan bagi saya yang mengenakan hijab,” kata pelajar muslimah, Abrar Sahin kepada NorthJersey.com seperti dikutip laman onislam.net, Rabu, 1 Juli 2015.
Memenangkan gelar busana terbaik di Clifton High School, Shahih berharap bisa memperbaiki kesan fesyen muslim di Amerika Serikat.
Kemenangan Shahin yang mengenakan rok hitam dan jeans, sepatu setinggi lutut dipadukan dengan blazer putih dalam buku tahunan ini merefleksikan terbukanya pandangan pelajar AS terhadap hijab.
Menjadi pelajar berkerudung pertama yang memenangkan gelar itu, wanita kelahiran Palestina ini berencana melanjutkan sekolah terapi psikis di Rutgers. Di samping tetap menjalankan perusahaan fesyennya. “Ini merupakan kehormatan melihat mereka melihat kami dan memperlakukan dengan adil. Serta mereka tak hanya sekadar melihat hijab,” ujar Shahin.
Bulan lalu, seorang pelajar muslim di California juga dipuji karena membuat pernyataan yang sederhana dan menghibur dalam buku tahunan. Pernyataan itu seolah memancarkan sinar dari hijab Islami yang dipakainya secara kreatif.
Pelajar berusia 17 tahun ini membuat kutipan dengan menggabungkan humor, agama, dan budaya dalam sebuah foto buku tahunan.
“Satu-satunya alasan saya memakai ini adalah untuk memberikan para wanita sebuah kesempatan,” tertulis dalam buku tahunan Summit High School.
Tweet yang diposting akun bernama Fefe ini langsung menjadi favorit dan di-retweeted hingga lebih dari 20 ribu kali lebih