Arial,Helvetica,sans-serif;">Suamiku
tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia
mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku
menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di
amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan
untuknya.
Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit. Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita ta’aruf, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?”
Kemudian
setelah selesai membaca surat itu tiba-tiba Jelita menatap Meisha,
dan bercerita, “Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh
aku melihat keceriaan di wajah mama, dia terus melambai-lambaikan
tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat
bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik.
Mobil
yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan
tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja,
lalu aku belikan
motor untuk mengantar danmenjemput anak2ku. Mario
merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta
dibelikan bermacam2 merek tas dan baju.Aku
terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena
aku malu terlalu lama ta’aruf, sedangkan teman2ku sudah menikah semua.
Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa
tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang
perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa
dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak
menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan
mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario
terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia.
Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan
pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai
perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku
akan selalu mencintainya.
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
Mario, suamiku…
Aku
tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja
di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona
padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku
tidak bertepuk sebelah tangan.
Aku mencintaimu, dan begitu posesif
ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik
bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika
kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri
cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan
kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata
aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita.
Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu
yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku
melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “kenapa, Rima? Kenapa
kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi
istriku?” Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan
sombongnya.
Sekarang
aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia
bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah
wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,Rima
Di surat yang lain,
Kehadiran
perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es.
Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat
cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang
penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha
Disurat yang kesekian,
Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah.
Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah.
Dan aku selalu
meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini?
Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau
aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu,
di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang
selalu bermasalah..
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya.
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya.
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Di surat terakhir, pagi ini…
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit. Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita ta’aruf, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?”
Meskipun dulu
sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir
motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil
itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup
melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku
sebelum dia tidak lagi bergerak……”, Tukas Jelita memeluk Meisha dan
terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan
sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Wallahu A’lam..akan tetapi setiap orang yang akan kembali ke rahmat ALLAH, ALLAH menjadikan diri orang yang akan kembali itu untuk meninggalkan tanda-tanda kepada orang-orang disekitarnya bahwa ia akan kembali ke sisi Rabbnya, akan tetapi sebahagian manusia tiada sadar.
Meisha
mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario
mengirimkan email lagi kemarin malam, Karena Meisha sangat berharap
agar Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima istrinya. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario……
Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.…
Kemelut dalam rumah tangga antara suami dan istri adalah bunga-bunga kehidupan, dan semestinya dihadapi dengan hati tenang dan lapang agar jangan saling mencerca, aniaya lidah maupun tangan, dan sekali-kali jangan pula mengambil keputusan agar bersegera ke perceraian. cobaan ALLAH didalam rumah tangga itu selalu ada maka ALLAHlah yang Maha Berkuasa dan kepada-Nya tempat kembali.
ALLAH Subahana wa Ta’ala Berfirman :
“Dan pergaulilah isterimu dengan cara yang baik maka jika kamu tidak menyukainya barangkali sesuatu yang kamu tidak sukainya itu justru Allah akan menjadikan padanya kebaikan yang sangat banyak.” (an-Nisa’: 19)
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima istrinya. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario……
Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.…
Kemelut dalam rumah tangga antara suami dan istri adalah bunga-bunga kehidupan, dan semestinya dihadapi dengan hati tenang dan lapang agar jangan saling mencerca, aniaya lidah maupun tangan, dan sekali-kali jangan pula mengambil keputusan agar bersegera ke perceraian. cobaan ALLAH didalam rumah tangga itu selalu ada maka ALLAHlah yang Maha Berkuasa dan kepada-Nya tempat kembali.
ALLAH Subahana wa Ta’ala Berfirman :
“Dan pergaulilah isterimu dengan cara yang baik maka jika kamu tidak menyukainya barangkali sesuatu yang kamu tidak sukainya itu justru Allah akan menjadikan padanya kebaikan yang sangat banyak.” (an-Nisa’: 19)
Wallahu A’lam..akan tetapi setiap orang yang akan kembali ke rahmat ALLAH, ALLAH menjadikan diri orang yang akan kembali itu untuk meninggalkan tanda-tanda kepada orang-orang disekitarnya bahwa ia akan kembali ke sisi Rabbnya, akan tetapi sebahagian manusia tiada sadar.