Manjurnya doa orang-orang yang tersakiti – Selain terdapat waktu-waktu tertentu yang
akan membuat do'a kita dengan mudah untuk dikabulkan olah Allah, maka
ada juga keadaan di mana doa seseorang dapat dengan mudah terkabul.
Selain doa dari seorang ibu dan doa seorang istri yang dapat dengan mudah terkabul, maka doa bagi mereka yang terzalimi juga termasuk kedalam doa yang mustajab.
Selain doa dari seorang ibu dan doa seorang istri yang dapat dengan mudah terkabul, maka doa bagi mereka yang terzalimi juga termasuk kedalam doa yang mustajab.
Telah banyak dikatakan bahwa bagi orang-orang yang sedang teraniaya dan terzalimi tidak perlu merasa putus asa dan terpuruk dalam menghadapi kekuatan dan keperkasaan dari para penganiayanya, hal ini karea mereka telah
dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan pembelaan, pertolongan dan
juga perlindungan untuk melawan para penganiayanya.
Tentunya cara untuk mendapatkan pertolongan tersebut adalah dengan cara berdoa. Dan sebaliknya, bagi orang yang menganiayanya maka haruslah berhati-hati dan merasa dengan doa dari orang-orang yang terniaya karena doanya akan dikabulkan dan dibela serta dilindungi oleh Allah. Bahkan hal ini telah tertulis dengan jelas dalam QS an Nisa ayat 148 yang berbunyi :
148. Allah tidak menyukai Ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Dalam firman Allah tersebut, seolah dijelaskan bahwa Allah melegalkan perbuatan buruk dan juga sumpah serapah dari orang-orang yang teraniaya dan bahkan hal tersebut dikaakan sebagai doa. Di tangan orang-orang terzalimi tersebut doa bisa diibaratkan sebagai sesuatu yang lebih tajam dari pada pedang dan dar pasukan bersenjata sekalipun.
Sehingga berhati-hatilah terhadap orang-orang yang terzalimi. Dalam sebuah hadist juga disebautkan bahwa ““Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).
Namun tentunya sebagai umat yang beriman akan lebih baik jika kita bisa menjadi seseorang yang mudah memaafkan ketika kita sedang dizalimi oleh seseorang.
Tentunya cara untuk mendapatkan pertolongan tersebut adalah dengan cara berdoa. Dan sebaliknya, bagi orang yang menganiayanya maka haruslah berhati-hati dan merasa dengan doa dari orang-orang yang terniaya karena doanya akan dikabulkan dan dibela serta dilindungi oleh Allah. Bahkan hal ini telah tertulis dengan jelas dalam QS an Nisa ayat 148 yang berbunyi :
لا
يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلا مَنْ ظُلِمَ
وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا (١٤٨) إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ
تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا
قَدِيرًا
148. Allah tidak menyukai Ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Dalam firman Allah tersebut, seolah dijelaskan bahwa Allah melegalkan perbuatan buruk dan juga sumpah serapah dari orang-orang yang teraniaya dan bahkan hal tersebut dikaakan sebagai doa. Di tangan orang-orang terzalimi tersebut doa bisa diibaratkan sebagai sesuatu yang lebih tajam dari pada pedang dan dar pasukan bersenjata sekalipun.
Sehingga berhati-hatilah terhadap orang-orang yang terzalimi. Dalam sebuah hadist juga disebautkan bahwa ““Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).
Namun tentunya sebagai umat yang beriman akan lebih baik jika kita bisa menjadi seseorang yang mudah memaafkan ketika kita sedang dizalimi oleh seseorang.