Weni yang mendapatkan tambahan Bilqis di akhir namanya, mengaku sudah memiliki ketertarikan sejak lama dengan agama Islam. Dengan lingkungan tempat tinggal yang mayoritas muslim, membuat dirinya merasakan ada sebuah dorongan untuk mengenal Islam lebih mendalam.
“Setiap dengar azan, rasanya hati ini deg-degan, apalagi ketika mendengar orang baca Alquran, rasa hati ini begitu tentram dan nyaman. Inilah yang menjadi dorongan buat saya mulai menyakini Islam dalam hati,” paparnya.
Meksi belum masuk Islam secara Sah saat itu, Weni mengaku sudah belajar untuk melakukan ibadah puasa dan Shalat Tarawih sejak 3 tahun belakangan. Meskipun, masih ada yang bolong, namun ia sudah merasakan nikmat berpuasa.
“Orang tua sudah tau, dan mengizinkan untuk masuk Islam sehingga tidak ada paksaan dari siapapun yang membuat saya memilih agama Islam,” bebernya memilih keyakinan yang baru itu.
Dari seluruh keluarganya, baru dirinyalah yang memilih untuk masuk Islam. Sedangkan selurun keluarga masih Budha. Ia pun mengaku, siap menjalankan ibadah sebagai seorang mualaf dengan menjalankan kewajiban ibadah sebagai umat Islam yang menyakini Nabi Muhammad sebagai Rosul Allah.
“Sekarang rasanya lebih tenang, hal ini tidak bisa saya bohongi, pasca saya menjadi seorang mualaf,” terangnya.
Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, H Ahmad Affandi mengatakan bahwa Weni masuk Islam atas kesadaran sendiri. Tanpa ada paksaan dari siapapun, melaikan bentuk hidayah yang membaut mereka mendapatkan kesadaran untuk menjadi muslim dan muslimah. “Kita patut berbangga dengan bertambahnya saudara muslim kita, ini menunjukan kalau islam itu agama yang rahmatan lil Alamin,” bebernya
Ia pun mengatakan, mualaf ini akan terus diberikan bimbingan terutama dalam pemahaman beribadah, sehingga mereka dapat lebih paham baik dari segi ucapan dan bisa bertanggung jawab atas janjinya.
“Kita harap mereka bisa menjalankan dan mengerjakan ajaran Islam dengan baik, mulai dari shalat dan rukun dari agama islam,” pungkasnya