وَأَنَّهُ تَعَالَىٰ جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا
“dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.” (QS. al-Jinn : 3).Dalam Al Qur’an digambarkan pula bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah zat yang Maha Kaya dan tidak memerlukan untuk mengangkat seorang anak dari makhluk-Nya.
قَالُوا۟
ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًۭا ۗ سُبْحَـٰنَهُۥ ۖ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ۖ لَهُۥ مَا
فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ إِنْ عِندَكُم مِّن
سُلْطَـٰنٍۭ بِهَـٰذَآ ۚ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah
mempunyai anak.” Maha Suci Allah; Dialah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai
hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui?” (QS. Yūnus: 68)Sungguh amat tercelah umat Nasrani, mereka telah berbuat tidak benar dengan mengatakan Allah SWT memiliki seorang anak dari hamba dan utusannya sendiri. Dan telah membenarkan bahwa anak Tuhan tersebut memiliki sifat Allah SWT. Ucapan inilah yang menyebabkan hampir langit dan bumi pecah.لِلرَّحْمَـٰنِ وَلَدًۭا ﴿٩١﴾ وَمَا يَنۢبَغِى لِلرَّحْمَـٰنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا ﴿٩٢﴾ إِن كُلُّ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ إِلَّآ ءَاتِى ٱلرَّحْمَـٰنِ عَبْدًۭا ﴿٩٣﴾
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba” (QS. Maryam: 88–93).
Dengan tegasnya Allah SWT mengkafirkan para penganut ajaran Trinitas tersebut.
لَقَدْ
كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ
ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَـٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ
رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا
لِلظَّـٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍۢ ﴿٧٢﴾ لَّقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟
إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَـٰثَةٍۢ ۘ وَمَا مِنْ إِلَـٰهٍ إِلَّآ إِلَـٰهٌۭ
وَٰحِدٌۭ ۚ وَإِن لَّمْ يَنتَهُوا۟ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٧٣﴾
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam”, padahal al-Masih
(sendiri) berkata: “Hai Bani Isra’il, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih” (QS al-Mā’idah: 72–73).
Maka ketahuilah para saudaraku kaum muslimin, bahwa perayaan terhadap hari natal mengandung akidah kufur yang mana telah menuhankan Isa dan telah membuat perayaan terhadap kelahiran Isa sebagai anak Tuhan dan Tuhan mereka.
Untuk itu, seharusnya kalian kaum muslim yang percaya bahwa Tuhan itu hanya satu yakni Allah SWT tidak ikut merayakan hari Natal tersebut, baik hanya mengucapkan selamat terhadap hari raya mereka maupun memakai atribut Natal