Asap
rokok ternyata tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga
dapat merugikan orang lain, khususnya anak-anak. Pasalnya, asap rokok
dapat meningkatkan risiko anak terinfeksi flek paru. Berikut info
medisnya.
Flek
paru, atau dikenal dalam dunia medis sebagai penyakit tuberkulosis (TB)
merupakan salah satu dari 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia,
termasuk di Indonesia.
Setiap
tahunnya, ada sekitar 8.6 miliar penduduk dunia yang mengalami penyakit
flek paru atau tuberkulosis (TB), dan 6% di antaranya adalah anak yang
berusia kurang dari 18 tahun.
Selanjutnya,
setiap tahun ada sekitar 1.3 juta penduduk dunia yang meninggal dunia
akibat flek paru, atau tuberkulosis (TB), dan 8% di antaranya masih
anak-anak. Di Indonesia, sekitar 0.4% penduduk mengalami penyakit flek
paru, atau tuberkulosis (TB).
Flek
paru, atau tuberkulosis (TB), merupakan penyakit infeksi oleh kuman M.
Tuberculosis. Kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh anak melalui
udara. Jika anak memiliki daya tahan tubuh yang baik, kuman yang masuk
ke tubuh anak tersebut tidak akan berkembang menjadi penyakit. Namun,
jika keadaan daya tahan tubuh anak kurang baik, kuman akan berkembang
dan menyebabkan penyakit flek paru, atau tuberkulosis (TB).
Penyakit
tuberkulosis (TB) paling banyak terdapat pada paru-paru, oleh karena
itu penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan flek paru. Namun
sebenarnya, kuman penyebab penyakit ini juga dapat menginfeksi berbagai
organ lain di dalam tubuh, seperti kelenjar getah bening, tulang, hati,
ginjal, dan menyebar melalui darah ke seluruh tubuh.
10px;">
Penyakit
flek paru, atau tuberkulosis (TB) dipengaruhi oleh berbagai faktor
risiko, seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi lingkungan dan
tempat tinggal, gizi, daya tahan tubuh, keadaan sosial ekonomi, dan
adanya kontak dengan penderita tuberkulosis (TB). Selain itu, kebiasaan
merokok atau menghirup asap rokok juga merupakan salah satu faktor
risiko penyakit tuberkulosis (TB).
Berbagai
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa anak yang sering menghirup
asap rokok memiliki risiko yang lebih tinggi terinfeksi kuman
tuberkulosis (TB). Anak-anak yang sering menghirup asap rokok tersebut
memiliki risiko 3 kali lipat menderita penyakit tuberkulosis (TB)
dibandingkan dengan orang dewasa yang sering menghirup asap rokok. Hal
ini tentunya disebabkan oleh daya tahan tubuh anak yang lebih lemah
dibandingkan dengan daya tahan tubuh orang dewasa.
Mengapa paparan asap rokok meningkatkan risiko anak mengalami penyakit tuberkulosis (TB)?
- Menghirup asap rokok dapat menurunkan fungsi sel berambut yang ada di saluran nafas anak. Sel berambut ini berfungsi melindungi kesehatan paru-paru anak. Jika fungsi sel ini terganggu maka anak akan lebih rentan terhadap infeksi paru.
- Paparan asap rokok dapat menurunkan jumlah dan kerja sel imun dalam tubuh anak sehingga kemampuan pertahanan tubuh terhadap infeksi menjadi berkurang.
Kedua
faktor tersebutlah yang menyebabkan mengapa anak-anak yang sering
menghirup asap rokok lebih rentan terinfeksi kuman tuberkulosis (TB).
Apa yang dapat kita lakukan agar anak tidak terinfeksi penyakit tuberkulosis (TB)?
Agar
anak dapat terhindar dari infeksi kuman tuberkulosis (TB), selain
menjaga kecukupan gizi anak, mencegah anak berkontak langsung dengan
penderita tuberkulosis (TB) dalam jangka waktu lama, serta menjaga
kebersihan, pencahayaan, dan ventilasi rumah, anak juga harus dihindari
dari paparan asap rokok. Paparan asap rokok dapat berasal dari rumah,
misalnya orangtua atau anggota keluarga yang merokok, serta asap rokok
yang terdapat di tempat-tempat umum.
Oleh
karena itu, usahakan agar tidak ada anggota keluarga yang merokok di
rumah, serta ajarkan anak untuk menggunakan masker ketika berada di
tempat umum yang mungkin terdapat banyak asap rokok, seperti pasar,
stasiun, terminal, pelabuhan, dan tempat umum lainnya.