Jika mendengar nama negara Korea Utara, Anda akan teringat pada apa?Mode
rambut Kim Jong Un atau gaya kepemimpinanya yang sensasional hingga
menjadikannya sosok disebut-sebut otoriter terhadap rakyatnya.
Berbicara soal
gaya kepemimpinannya itu, baru-baru ini beredar video pengungkapan gadis
Korea Utara, Yeonmi Park, 23, yang viral di situs sosial dan membuat
netizen terkesima.
Siaran yang ditayangkan, hanya memuji-muji Kim Jong Un.
Apa tidak gila, setiap hari mau lihat siaran seperti itu?
Berikut penuturan Yeonmi Park seperti dilansir dari thereporter.my:
Korea Utara adalah negara yang Anda tidak dapat membayangkan. Hanya ada satu saluran televisi dan juga tidak ada internet.
Kami tidak bisa bernyanyi, berbicara, berpakaian dan berpikir apa yang kami inginkan.
Korea
Utara adalah satu-satunya negara yang menjalankan hukuman mati terhadap
rakyatnya yang melakukan panggilan telepon ke luar negeri secara ilegal
Rakyat
Korea Utara sedang dizalimi pada saat ini. Selama saya dibesarkan di
Korea Utara, saya tidak pernah tahu tentang kisah cinta antara pria dan
perempuan.
Tidak ada buku, lagu atau media massa, tidak ada film tentang kisah cinta.
Juga tidak ada Romeo dan Juliet. setiap cerita yang ada hanyalah propaganda untuk mencuci otak kami tentang Kim, si diktator.
Gila tak gila, itulah hakikat kehidupan warga Korea Utara yang dipimpin oleh Kim Jong Un.
Saya lahir pada tahun 1993 dan diculik sejak dari saat itu juga.
Bahkan sebelum itu saya masih belum mengerti arti kebebasan dan hak asasi manusia.
Rakyat Korea Utara sedang menyerah dan putus asa mencari kebebasan pada saat ini.
Sewaktu saya berusia 9 tahun, saya melihat teman ibu saya dihukum mati di depan publik di atas kesalahan menonton film barat.
Jika
kami mengatakan betapa kejamnya pemerintah, akan menyebabkan tiga
generasi dari seluruh keluarga dipenjara atau dihukum mati.
Di usia 4 tahun, ibu pernah memberitahu saya agar jangan pernah berbisik sekali pun karena hutan dan tikus bisa mendengar saya.
Jujur saja pada waktu itu, saya menyangka diktator Korea Utarabisa membaca pikiran saya.
Ayah saya meninggal di Cina, setelah kami berhasil melarikan diri dari Korea Utara.
Saya terpaksa menguburkan dia secara diam-diam pada jam 3 pagi.
Pada saat itu saya berusia 4 tahun. Bahkan saya tidak mampu menangis.
style="font-size: small;">
Saya takut saya akan dikirim kembali ke Korea Utara.
Sewaktu saya melarikan diri dari Korea Utara, saya melihat ibu saya diperkosa oleh seorang broker dari Cina.
Saya berusia 13 tahun pada waktu itu. Ibu membiarkan dirinya diperkosa untuk melindungi saya.
Pengungsi
Korea Utara sebanyak 300.000 di Cina. 70% wanita dan gadis remaja
menjadi korban dan adakalanya dijual dengan harga US $ 200.
Kami berjalan di Gurun Gobi mengikuti arah kompas.
Kalau kompas tidak berfungsi, kami bergerak dipandu bintang untuk mencari kebebasan.
Saya rasa hanya bintang yang menolong kami pada waktu itu.
Mongolia adalah saat kami hampir mencapai kebebasan.
Nyawa
atau martabat dan kami sadar kami telah siap untuk membunuh diri jika
kami dikirim pulang ke Korea Utara. Kami ingin hidup sebagai manusia.
Orang selalu bertanya bagaimana caranya untuk membantu orang Korea Utara.
Ada banyak caranya, namun saya bagikan tiga caranya:
1.
Anggaplah Anda sendiri yang mengalaminya sehingga Anda dapat
meningkatkan kesadaran tentang krisis kemanusiaan di Korea Utara.
2. Bantu pengungsi Korea Utara yang berusaha melarikan diri negara untuk mencari kebebasan.
3. Desak Pemerintah China mengirim balik pengungsi Korea Utara. Kita harus memberi cahaya pada tempat tergelap di dunia.
Ini bukan hanya soal hak kami, ini hak orang Korea Utara bahwa mereka masih memiliki harapan.
Kami butuhkan pemerintah dari seluruh dunia mendesak China untuk menghentikan deportasi pengungsi Korea Utara.
Sulit untuk membayangkan situasi di Korea Utara.
Tidak ada seorang pun manusia yang patut diperlakukan seperti itu hanya karena di mana dia dilahirkan.
Kita patut kurang fokus pada rezim tetapi lebih kepada rakyat yang semakin terlupakan.
Saat saya melintasi Gurun Gobi, saya takut, saya pikir tidak ada seorang pun di dunia ini yang peduli.
Hanya bintang yang ingin membantu saya. Tapi Anda ingin mendengar cerita saya dan Anda peduli. Terima kasih banyak-banyak.
Demikianlah paparan Yeonmi Park yang kini menjadi aktivis Hak Asasi Manusia.
Video tersebut merupakan rekaman pada tahun 2014 ketika menghadiri Forum Kebebasan di Dublin.
Dikala Anda sedang tertawa dan ada beberapa yang memuji ketegasan Kim Jong Un, inilah yang rakyat Kora Utara sedang hadapi.
Hidup bagaikan dalam penjara bahkan berstatuskan warga. (*)